Panduan Lengkap Memilih dan Menyeting Sistem Audio Hi-Fi di BS Sound Wavez
1. Memahami Sistem Audio Hi-Fi
High Fidelity (Hi-Fi) menekankan reproduksi suara seakurat mungkin tanpa distorsi. Sistem dasar terdiri dari:
-
Source: Sumber audio seperti CD player, audio streamer, turntable, atau DAC (Digital-to-Analog Converter).
-
Pre-amplifier (Pre-amp): Mengelola input, volume, tone, dan switching antar sumber.
-
Power amplifier (Power-amp): Menguatkan sinyal dari pre-amp untuk menggerakkan speaker.
-
Speakers: Mengonversi sinyal listrik menjadi gelombang suara.
Beberapa sistem modern menggabungkan pre-amp dan power-amp dalam satu unit “integrated amplifier,” cocok untuk ruang terbatas.
2. Memilih Perangkat Sesuai Kebutuhan
-
Source
-
Streaming: Pilih audio streamer dengan dukungan gapless playback dan layanan TIDAL/Qobuz.
-
Physical: Untuk vinyl, turntable berkualitas dengan cartridge moving-magnet (MM) atau moving-coil (MC).
-
-
Amplifier
-
Integrated Amp: Ideal untuk pemula, cukup satu kotak untuk kontrol dan daya.
-
Separate Pre & Power: Fleksibilitas upgrade komponen. Cocok audiophile serius.
-
-
Speakers
-
Bookshelf: Ringkas, cocok ruang ≤20 m².
-
Floorstanding: Bass lebih mantap, cocok ruang luas.
-
Monitor Near-field: Untuk desktop atau studio kecil.
-
3. Menyesuaikan Speaker dengan Ruangan
-
Ukuran Ruang:
-
Ruang kecil & sempit → bookshelf dengan subwoofer terpisah.
-
Ruang sedang (20–30 m²) → floorstanding entry-level.
-
Ruang besar (>30 m²) → floorstanding high-end atau sistem multi-speaker (stereo plus surround).
-
-
Material Dinding & Lantai:
-
Permukaan keras (ubin, kaca) memantulkan suara → tambahkan karpet dan gorden tebal.
-
Permukaan lembut (karpet, tirai) meredam pantulan berlebih.
-
4. Penempatan dan Akustik Ruangan
-
Posisi Speaker
-
Bentuk segitiga sama kaki antara dua speaker kiri-kanan dan posisi duduk.
-
Jaga jarak minimal 0,5–1 meter dari dinding belakang agar bass tidak booming.
-
-
Peredam dan Difusor
-
Panel busa atau akustik di titik pantulan pertama (sisi samping & atas).
-
Difusor di dinding belakang untuk memecah gelombang suara.
-
-
Kalibrasi Manual
-
Gunakan pink noise dan SPL meter untuk menyamakan level speaker kiri-kanan.
-
Atur time-delay (jika ada) agar waktu tempuh suara sama ke telinga pendengar.
-
5. Konektivitas dan Sumber Audio
-
Analog vs Digital
-
Sambungkan turntable melalui phono-input (gunakan pre-phono jika amp tidak punya).
-
Untuk streamer/PC, gunakan port USB-DAC atau S/PDIF coaxial/optical.
-
-
Kabel Berkualitas
-
Gunakan kabel RCA/ XLR shielded untuk meminimalkan noise.
-
Speaker cable 14–12 AWG, panjang tidak lebih dari 5 meter untuk menjaga daya.
-
6. Menyalakan, Menyetel, dan Menikmati
-
Urutan Power-On/Off
-
Nyalakan sumber → pre-amp → power-amp → speaker.
-
Matikan urutannya kebalikan untuk melindungi tweeter dari “pop” listrik.
-
-
Penyetelan Akhir
-
Mulai dengan volume rendah, naikkan perlahan sambil mendengarkan distorsi.
-
Kembali ke preset tone/flavor netral dulu, baru sesuaikan bass/treble sesuai selera.
-
-
Test Track Rekomendasi
-
“Hotel California” (Eagles) untuk stereo imaging.
-
“Bubbles” (Yosi Horikawa) untuk detail mikro.
-
“Royals” (Lorde) untuk kontrol bass.
-
7. Tips Perawatan dan Upgrade
-
Periksa Konektor: Bersihkan RCA/XLR dan terminal speaker tiap 6 bulan.
-
Ventilasi: Pastikan amp tidak tertutup agar suhu stabil.
-
Upgrade Bertahap:
-
Mulai dari kabel dan pad akustik.
-
Ganti speaker stands atau isolation feet.
-
Tambah power-amp terpisah atau DAC kualitas tinggi.
-
Comments
Post a Comment